Merasa Tidak Ada Solusi dari Masalah yang Dihadapi? Coba Satu Cara Ini
Adakalanya kita berada pada suatu kondisi yang serba salah. Rintangan datang menghadang, namun tak menemukan jalan keluar untuk menghadapinya.
Jika ini yang sedang sahabat ESQ alami, coba jeda sejenak menyimak postingan ini. Kita akan membahas satu kunci yang Insya Allah memberikan solusi untuk Anda.
Pernah mendengar kisah heroik pilot Garuda Indonesia bernama Kapten Abdul Rozak? Awal tahun 2002 lalu, ia bertugas menerbangkan pesawat Boeing 737-300 dengan nomor penerbangan GA 421 dari Lombok menuju Yogyakarta.
Awalnya, cuaca tampak normal dan pesawat terbang di ketinggian 31.000 kaki. Di atas kota Blora tiba-tiba pesawat dihadang awan comunilimbus dan tak bisa menghindar. Awan paling mematikan di dunia penerbangan.
Saat mencoba menembus awan, tiba-tiba kedua mesin pesawat mati. Sesuai prosedur dan ilmu yang dipelajari, Kapten Abdul Rozak segera menghidupkan generator, agar mesin kembali hidup. Namun, electricity power rusak. Artinya semua mesin yang ada dalam keadaan mati.
Lalu kapten mencoba melakukan wind mailing untuk memutar kembali propeller mesin dengan dorongan udara (kira-kira seperti mendorong mobil mogok). Namun usaha itu juga gagal hingga listrik mati dan pesawat menjadi gelap. Sementara itu pesawat terus turun dari ketinggian 23.000 kaki ke 8000 kaki.
Semua prosedur sudah dijalankan, namun semua gagal. Kapten Abdul Rozak mulai panik dan memikirkan bagaimana nasib para penumpang dan awak pesawat.
Pada saat itulah dia pasrah dan berdoa di dalam hati.
"Tuhan, segala upaya sudah aku coba, namun tidak berhasil. Tolong bantu kami dan jika ini keputusanmu, maka aku berserah."
Di momen itu juga sang kapten berdoa untuk penumpang dan awak pesawat. Lalu bertakbir, "Allahu-Akbar!" sebanyak 3 kali.
Lalu pesawat tiba-tiba keluar dari awan dan kapten bisa melihat jelas semua yang terhampar di depannya. Kapten berusaha mendaratkan pesawat tanpa mesin tersebut. Serta membuat pilihan, mendarat di sawah atau Sungai Bengawan Solo.
.
Keputusan yang salah berakibat kematian untuk semua awak pesawat. Setelah diskusi singkat dengan co-pilot, pesawat memilih mendarat di sungai yang terkenal cukup dalam itu.
Ternyata! saat mencoba mendarat jembatan besi besar menghadangnya. Ketika mencoba putar balik, ada lagi satu jembatan besi yang serupa. Pesawat terus turun dan meluncur, lalu tiba-tiba menabrak batu hingga bagian belakangnya sobek.
Batu tersebut membuat pesawat berbelok ke kanan, ke tempat yang lebih dangkal dan tidak menabrak jembatan. Akhirnya, pesawat mendarat dengan selamat dan hanya satu pramugari yang meninggal.
Bayangkan jika pesawat tidak menabrak batu besar. Pesawat bisa menabrak jembatan, tenggelam dalam sungai, dan sulit dievakuasi. Ini peristiwa luar biasa yang jarang terjadi.
Bisakah sahabat ESQ mengambil pelajaran dari kisah ini? Jika dirumuskan pelajaran berharga itu ialah 1 dibagi 0 sama dengan tak terhingga.
Satu adalah Allah yang Esa, 0 adalah kita hamba Allah, dan tak terhingga adalah keputusan-Nya yang sering kita sebut sebagai 'miracle'.
Jadi, ketika sahabat ESQ merasa tidak ada solusi dari masalah yang dihadapi, coba terapkan rumus satu ini. Menjadi nol dengan berserah, berdoa, tetap percaya dan melanjutkan usaha. Insya Allah jalan keluar dan keajaiban itu akan Anda dapatkan.
Adakah yang punya kisah 'miracle' serupa? Yuk share, & comment di bawah postingan ini.
0 komentar:
Posting Komentar