Frederick Agung, raja Prusia yang terkenal itu, suatu hari berjalan-jalan di pinggiran kota Berlin. Ia bertemu dengan seorang laki-laki tua yang sedang berjalan ke arahnya, kemudian ia bertanya :
“Kau
siapa” tanya Frederick.
“Saya raja,” jawab sang laki-laki tua.
“Saya raja,” jawab sang laki-laki tua.
“Raja?”
Frederick tertawa. “Atas kerajaan mana kau memerintah?”
“Atas diri saya sendiri,” jawab laki-laki tua itu dengan bangga.
“Atas diri saya sendiri,” jawab laki-laki tua itu dengan bangga.
Potongan
perbincangan diatas mengingatkan kita bahwa seorang pemimpin harus mampu
memimpin dirinya sendiri sebelum memimpin orang lain. Apabila seseorang telah
mampu memimpin diri, berarti dia telah berhasil menjelajahi dirinya sendiri,
mengenal secara mendalam siapa dirinya. Sebelum memimpin ke luar, ia telah
mampu memimpin ke dalam.
Muhammad
SAW, sebelum menjadi nabi dan pemimpin besar, telah berhasil memimpin diri
sendiri. Sehingga, pada usia belia, telah mendapat gelar dalam hal integritas
dan kejujuran, dan ia mendapat gelar “Al-Amin” dari masyarakat Quraisy yang
kelak menjadi penentang utamanya. Pengenalan diri secara intens dilakukan di
Gua Hiro, yang selanjutnya mengantarkan pada pengenalan Sang Pencipta.
Begitu pula dengan yang terjadi pada Nelson Mandela menceritakan bahwa selama penderitaan 27 tahun dalam penjara pemerintah Apartheid, justru melahirkan perubahan dalam dirinya. Ia mengalami perubahan karakter, dan memeperoleh kedamaian dalam dirinya. Sehingga, ia menjadi manusia yang mampu mengendalikan diri, memaafkan orang yang memusuhinya. Karena itulah, Mandela kemudian diakui sebagai pemimpin sejati.
Mempimpin
diri adalah pekerjaan yang berat. Tak mudah bagi seseorang untuk selalu mampu
memimpin diri sendiri melawan penjajahan hawa nafsu. Hal ini berkaitan dengan
kedisiplinan diri, yaitu mencapai apa yang sungguh-sungguh diharapkan, dan
melakukan yang tidak diinginkan. Musuh yang paling berat untuk ditaklukan
adalah diri sendiri.
Seperti
yang dikatakan oleh penulis buku terkenal, Kenneth Blanchard, bahwa
kepemimpinan dimulai dari dalam hati, dan keluar untuk melayani mereka yang
dipimpinnya. Kepemimpinan adalah transformasi internal dalam diri seseorang.
Sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan
lahir dari proses internal (leadership from the inside out)
Karena itulah, ketika usai Perang Badar, Rasulullah mengatakan bahwa masih ada peperangan yang lebih besar, yaitu peran melawan diri sendiri. Itulah perang sepanjang hayat, yaitu mengendalikan dan memimpin diri ke jalan kebenaran.
Karena itulah, ketika usai Perang Badar, Rasulullah mengatakan bahwa masih ada peperangan yang lebih besar, yaitu peran melawan diri sendiri. Itulah perang sepanjang hayat, yaitu mengendalikan dan memimpin diri ke jalan kebenaran.
0 komentar:
Posting Komentar