Situasi dilematis kerap dihadapi manusia. Jurang antara HARAPAN dan KENYATAAN sering tak bisa dihindari. Manusia bersuka-cita hanya apabila yang terjadi sesuai dengan keinginan di dalam hati. Sebaliknya, marah dan berontak jika menerima ketentuan yang tidak diinginkan.
Kehidupan
sesungguhnya menyimpan rahasia dan misteri ketetapan ilahi yang kita tidak
mampu memahaminya. Hal ini sebagaimana yang pernah dialami Ayahanda Azwar Anas.
Menurut rencana, pada 10 november 1971 beliau berangkat ke padang. Namun,
sesampainya di kemayoran, ternyata tempat duduknya di pesawat sudah diambil
orang lain, padahal tiket sudah ada ditangan. Akhirnya rencana kepergiannya
batal. Meskipun pada awalnya agak kecewa, beliau pasrah. Selang beberapa waktu
kemudian, Pak Azwar mendapat kabar bahwa pesawat yang seharusnya ditumpanginya
itu ternyata jatuh di perairan padang.
Mungkin
kita juga pernah mengalami peristiwa serupa. Kita merasa kecewa karena apa yang
kita harapkan tidak terlaksana. Kita menyangka Allah tidak mengabulkan doa.
Namun, setelah sekian lama, kita baru menyadari bahwa Allah mempunyai rencana
yang lebih baik untuk kita.
Oleh karena itu, manusia harus senantiasa mensyukuri setiap ketentuan Allah SWT. Bukan saja karena pandangan manusia yang terbatas dalam menilai mana keputusan yang terbaik bagi dirinya, tetapi karena itu merupakan bukti tauhid atau kecintaan kepada Allah. Manusia diuji untuk senantiasa menerima apa pun kehendak Allah, suka atau tidak suka, senang atau tidak senang.
S A L A M 1 6 5
0 komentar:
Posting Komentar