“Sungguh, pada diri Rasulullah kamu dapatkan
suri teladan yang indah bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah, dan
(keselamatan) hari terakhir, serta banyak mengingat Allah.”
QS Al-Ahzaab (Kaum Sekutu) 33:21
Di sekitar kita, banyak sekali contoh pemimpin dengan
tipikal, gaya, dan prinsip yang berbeda-beda. Seorang pemimpin, bagaimana pun
gaya kepemimpinannya, akan berperilaku menurut prinsip yang dianutnya. Ada
pemimpin yang menonjol prestasi kerja dan integritasnya, tetapi tidak dicintai
oleh lingkungannya. Contoh: Seorang manajer baru bernama Kusuma dipercaya
memegang sebuah posisi penting. Namun, Kusuma kurang disukai bawahannya, meski
ia tergolong rajin dan pandai. Ia dianggap kurang mampu membina hubungan baik
dengan orang lain, cenderung kaku, kurang ramah, dan tidak peka.
Sebaliknya,
ada seorang pemimpin perusahaan yang sangat ramah, peka, baik hati, serta
pandai bergaul, tetapi lamban dan kurang disiplin. Akibatnya, para bawahan
tidak memiliki semangat juang, meski sang pemimpin tersebut adalah orang yang
menyenangkan. Akhirnya, kinerja perusahaan turun.
Ada lagi pemimpin yang berprestasi, kinerjanya menonjol serta
pandai bergaul, namun ia sangat sibuk dengan pekerjaannya sendiri. Karena ia
tak pernah membimbing bawahannya. Ia pun kurang memberi kepercayaan kepada
orang lain. Akibatnya, pada saat pekerjaan telah tinggi menumpuk, ia merasa
sangat tertekan karena target waktu yang ditetapkan tak mampu dicapai.
Kinerjanya pun akhirnya anjlok.
Bambang adalah seorang pemimpin sebuah perusahaan otomotif.
Ia sangat senang mengajari serta membimbing orang lain, khususnya para
bawahannya sendiri. Malangnya, jarang ada yang mau mengikuti kata-katanya
karena ia sendiri jarang mengerjakan pekerjaannya secara sungguh-sungguh.
Bambang lebih senang membimbing tanpa memberi contoh/teladan.
Ada pula Respati, seorang pemimpin usaha properti yang
disegani dan dicintai. Kerjanya sungguh-sungguh dan suka membimbing para
karyawannya. Namun, tidak punya kader penerus.
Berdasarkan kondisi-kondisi di atas, saya merangkum dan
membuat lima tangga kepemimpinan. Setiap tingkatan pada tangga tersebut harus
dilalui dengan benar—tidak boleh ada satu anak tangga pun yang terlewat, atau
diloncati.
Dengan melalui kelima anak tangga tersebut, diharapkan semua
permasalahan seperti contoh tadi, mampu diantisipasi. Selain itu, urutan tangga
tersebut mampu menghasilkan seorang pemimpin yang tidak hanya dicintai,
dipercaya, atau diikuti, namun juga membimbing dan memiliki kader. Ia akan
memiliki pengaruh besar yang sangat kuat dalam jangka panjang. Tangga
kepemimpinan tersebut dibagi menjadi 5 tingkatan sebagai berikut.
Pemimpin Tingkat 1: Pemimpin
yang Dicintai
Pemimpin Tingkat 2: Pemimpin yang Dipercaya
Pemimpin
Tingkat 3: Pembimbing
Pemimpin Tingkat 4: Pemimpin yang Berkepribadian
Pemimpin
Tingkat 5: Pemimpin yang Abadi
Salam165
0 komentar:
Posting Komentar