ESQ WAY 165

About

ESQ Way adalah sebuah metode Training untuk meningkatkan kecerdasan Emosi dan Spiritual yang di kembangkan oleh DR HC Ary Ginanjar Agustian.

18 Feb 2016

MENELADANI RASULULLAH



Nabi Muhammad saw adalah manusia teladan yang berhasil memegang prinsip 6 Rukun Iman, melaksanakan 5 Rukun Islam dengan cara Ihsan secara konsekuen di muka bumi ini. Itu terlihat dari integritas, komitmen, dan kepercayaan dirinya dalam menjalankan misi untuk mengubah akhlak masyarakat. Muhammad SAW kemudian menjadi seorang pemimpin kelas dunia yang disegani, dihormati, dan sangat berpengaruh terhadap perkembangan sejarah dunia.


Rasulullah SAW mampu menciptakan “budaya Islam” yang memiliki keharmonisan antara kondisi yang dihadapi dengan misi mulia yang dibawanya. Ia mampu menciptakan keselarasan antara das sollen dan das sein, yang artinya hati di langit namun kaki tetap menjejak bumi.


Rasululllah memulai perjuangan dari level pertama tangga kepemimpinan. Dengan sikapnya yang penuh kasih sayang, dirinya begitu dicintai banyak orang. Selain itu, integritas dan kejujurannya menjadikan dirinya dipercaya hingga mendapat julukan “Al Amin”. Perjuangannya yang begitu konsisten di samping ajarannya yang dirasakan sesuai dengan suara hati manusia, telah menjadikan dirinya memiliki banyak pengikut.


”Aku bersaksi bahwa Muhammad utusan Allah” adalah bentuk transformasi untuk membumikan sifat-sifat Allah di dunia. Teladan Muhammad SAW akan membantu manusia agar bisa menerjemahkan Asmaul Husna ke dalam keseharian mereka. Rasulullah telah memberikan contoh nyata atas pelaksanaan sifat-sifat Allah yang diabadikan dalam Al-Qur’an dan Hadis. 


Dengan demikian, akan timbul keyakinan diri manusia bahwa Asmaul Husna dalam tataran keduniawian tidak mustahil untuk diaplikasikan. Tingkah laku keseharian Rasulullah yang sangat manusiawi itu adalah contoh nyata sebuah transformasi nilai spiritual menuju implementasi kehidupan di dunia.


“Sungguh, telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, (dia) sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman”.

QS At-Taubah (Taubat) 9:128


Share:

3 Feb 2016

MENCAPAI PUNCAK PRESTASI DENGAN PENGENDALIAN DIRI



Salah satu fungsi PUASA adalah sebagai pelatihan mengendalikan suasana hati. Suasana hati bisa sangat berkuasa atas pikiran dan tindakan seseorang. Bila sedang marah, kita akan mudah untuk mengingat hal-hal atau kejadian-kejadian yang memunculkan dendam.


Kadang, kita mencari obyek untuk melampiaskan kemarahan kita, atau menjadi mudah tersinggung dan mencari-cari alasan sebagai pembenaran kebencian. Puasa melatih kita untuk menolak dan menyingkirkan pikiran negatif yang muncul akibat rasa marah yang tak terkendali. Kita bisa tetap berpikir jernih, bertindak secara positif dan tetap produktif.


Ketika kemarahan memuncak, suasana hati sering kali bergolak tak terkendali. Akibatnya, persoalan kecil yang biasanya tidak menimbulkan masalah apa-apa, akan berubah menjadi persoalan serius yang sangat mengesalkan hati dan membuat kita sangat resah atau gusar. Bahkan, sebuah kancing baju yang lepas ketika akan berangkat kerja, saat kita gusar, akan membuat kita menjadi “gila.” Setelah meledak, barulah timbul penyesalan, tetapi terlambat karena ledakan itu telah terlontar dan mengenai orang lain, bisa mitra kerja kita atau orang yang kita sayangi. Puasa adalah upaya melatih diri untuk mengendalikan ledakan emosi seperti itu.


Dibawah ini contoh peristiwa yang terjadi di jalan raya di Jakarta. 

Seorang pengendara mobil menyalip mobil lainnya, lalu menghentikannya persis di depan mobil tersebut, kemudian ia turun dari mobil dan memaki, “Goblok kamu!” sambil memukul kap mobil.

“Kamu belok tiba-tiba, tanpa memberi sign! Lihat ini, saya jadi menabrak trotoar!” Tetapi, pengendara yang disalip itu tidak langsung memperturutkan emosinya. Justru ia menjawab dengan tenang, “Baik, saya akan ganti, berapa biayanya?” sambil menyodorkan kartu namanya. Lalu ia berkata, “Mari datang ke kantor saya. Saya akan perbaiki dan saya akan ganti.” Ia tetap berbicara dengan tenang.

Si pemberang tersebut membaca sekilas kartu nama tersebut, yang tertulis adalah “Letnan Jenderal....” Seketika si pemberang tersebut pucat pasi. Dengan tenang sang jenderal berkata, “Jangan khawatir, saya bisa mengendalikan diri saya.”


Contoh diatas bisa dibayangkan apabila sang jenderal itu membiarkan dirinya ikut terbawa arus emosi. Semakin “tinggi” seseorang, semakin tinggi pula kemampuannya untuk mengendalikan emosi karena pengendalian diri adalah syarat mutlak untuk mencapai puncak prestasi. Prinsip untuk tetap tenang saat menghadapi provokasi atau tekanan, bermanfaat bagi siapa pun agar dapat bekerja dengan tenang dan produktif serta selalu mampu bekerja pada performa puncak.


Kasus ini sangat berhubungan dengan Training ESQ tingkat ke-III. Dalam tingkatan ke-III, Anda akan menjumpai Training “Self Control & Strategic Collaboration”  disini Anda mampu mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan diri sehingga senantiasa dapat mengendalikan emosi, selain itu, Anda mampu meminimalisir sifat negatif dan mengeluarkan sifat positif sehingga dapat bekerjasama dengan baik, dalam sebuah tim.



Nantikan Training ESQ “Mission Statement & Character Building (MCB) dan Self Control & Strategic Collaboration (SCC)” !!

Share:

Contact

Info

BTemplates.com

Service

Training Personal Development, Seminar Motivasi, Workshop. Coaching, Outbound, Capasity Bulding, Assessement.

Our Works

Menyelenggarakan Training Untuk Karyawan, Pekerja, Ibu Rumah Tangga, Mahasiswa, pelajar dan Anak-anak, di seluruh Indonesia dan luar negeri.