ESQ WAY 165

About

ESQ Way adalah sebuah metode Training untuk meningkatkan kecerdasan Emosi dan Spiritual yang di kembangkan oleh DR HC Ary Ginanjar Agustian.

30 Mar 2016

BAGAIMANA KISAH LEVI STRAUSS “PEMILIK PABRIK RAKSASA PEMBUAT PAKAIAN” SAAT MEMUTUSKAN SITUASI YANG RUMIT DENGAN MENGGUNAKAN DORONGAN SUARA HATI



Levi Strauss, pemilik pabrik raksasa pembuat pakaian jadi, menghadapi dilema sehubungan dengan dua sub-kontraktor jahitnya di Bangladesh yang menggunakan tenaga kerja di bawah umur. Para aktivis HAM Internasional terus menekan Levi Strauss untuk tidak lagi membolehkan kedua kontraktor itu menggunakan pekerja di bawah umur. Namun, investigator perusahaan menemukan bahwa jika anak-anak tersebut kehilangan pekerjaan, mereka kemungkinan besar akan jatuh miskin dan berpeluang untuk jatuh ke lembah prostitusi. Haruskah perusahaan memecat mereka? Solusi kreatifnya, Levi Strauss memutuskan untuk tidak mencoret nama anak-anak itu dari daftar upah, sementara mereka tetap bersekolah secara paruh waktu. Ketika usia mereka mencapai 14 tahun, perusahaan akan menarik mereka untuk bekerja secara penuh kembali.
 


Itulah contoh keputusan saat situasi rumit ketika Levi Strauss menggabungkan beberapa dorongan suara hati, yaitu dorongan ingin memelihara—ketika harus mempertahankan eksistensi perusahaan; dorongan ingin melindungi—ketika harus mencegah anak-anak dari kemiskinan dan prostitusi; juga dorongan untuk memberikan upah dan pekerjaan kepada anak-anak. Dalam memutuskan masalah tersebut, Levi Strauss bersikap adil dan bijaksana. Itulah yang dimaksud dengan 99 Circular Thinking.



Timbulnya perbedaan pada tiap orang saat menentukan suara hati mana yang harus diikuti, adalah karena perbedaan dalam menghayati Rukun Iman, melaksanakan Rukun Islam dan berihsan.


“Bahkan manusia akan jadi saksi atas dirinya sendiri, meskipun ia mengemukakan dalil-dalilnya.” QS Al-Qiyamah (Hari Kiamat) 75:14-15
Share:

19 Mar 2016

MUSUH YANG PALING BERAT UNTUK DITAKLUKAN



Frederick Agung, raja Prusia yang terkenal itu, suatu hari berjalan-jalan di pinggiran kota Berlin. Ia bertemu dengan seorang laki-laki tua yang sedang berjalan ke arahnya, kemudian ia bertanya :


“Kau siapa” tanya Frederick.
“Saya raja,” jawab sang laki-laki tua.
“Raja?” Frederick tertawa. “Atas kerajaan mana kau memerintah?”
“Atas diri saya sendiri,” jawab laki-laki tua itu dengan bangga.


Potongan perbincangan diatas mengingatkan kita bahwa seorang pemimpin harus mampu memimpin dirinya sendiri sebelum memimpin orang lain. Apabila seseorang telah mampu memimpin diri, berarti dia telah berhasil menjelajahi dirinya sendiri, mengenal secara mendalam siapa dirinya. Sebelum memimpin ke luar, ia telah mampu memimpin ke dalam.


Muhammad SAW, sebelum menjadi nabi dan pemimpin besar, telah berhasil memimpin diri sendiri. Sehingga, pada usia belia, telah mendapat gelar dalam hal integritas dan kejujuran, dan ia mendapat gelar “Al-Amin” dari masyarakat Quraisy yang kelak menjadi penentang utamanya. Pengenalan diri secara intens dilakukan di Gua Hiro, yang selanjutnya mengantarkan pada pengenalan Sang Pencipta.


Begitu pula dengan yang terjadi pada Nelson Mandela menceritakan bahwa selama penderitaan 27 tahun dalam penjara pemerintah Apartheid, justru melahirkan perubahan dalam dirinya. Ia mengalami perubahan karakter, dan memeperoleh kedamaian dalam dirinya. Sehingga, ia menjadi manusia yang mampu mengendalikan diri, memaafkan orang yang memusuhinya. Karena itulah, Mandela kemudian diakui sebagai pemimpin sejati.


Mempimpin diri adalah pekerjaan yang berat. Tak mudah bagi seseorang untuk selalu mampu memimpin diri sendiri melawan penjajahan hawa nafsu. Hal ini berkaitan dengan kedisiplinan diri, yaitu mencapai apa yang sungguh-sungguh diharapkan, dan melakukan yang tidak diinginkan. Musuh yang paling berat untuk ditaklukan adalah diri sendiri.


Seperti yang dikatakan oleh penulis buku terkenal, Kenneth Blanchard, bahwa kepemimpinan dimulai dari dalam hati, dan keluar untuk melayani mereka yang dipimpinnya. Kepemimpinan adalah transformasi internal dalam diri seseorang. Sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal (leadership from the inside out)


Karena itulah, ketika usai Perang Badar, Rasulullah mengatakan bahwa masih ada peperangan yang lebih besar, yaitu peran melawan diri sendiri. Itulah perang sepanjang hayat, yaitu mengendalikan dan memimpin diri ke jalan kebenaran.
Share:

Contact

Info

BTemplates.com

Service

Training Personal Development, Seminar Motivasi, Workshop. Coaching, Outbound, Capasity Bulding, Assessement.

Our Works

Menyelenggarakan Training Untuk Karyawan, Pekerja, Ibu Rumah Tangga, Mahasiswa, pelajar dan Anak-anak, di seluruh Indonesia dan luar negeri.